Prosiding Seminar Nasional Soebardjo Brotohardjono
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb
<p class="p1">Seminar Nasional Teknik Kimia Soebardjo Brotohardjono merupakan seminar nasional yang diadakan setiap tahun oleh program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.<span class="Apple-converted-space"> </span>Artikel dari pemakalah pada Seminar Nasional Teknik Kimia Soebardjo Brotohardjono dipublikasikan pada Prosiding baik secara cetak maupun online. Prosiding cetak p-ISSN 1987-0427 dan prosiding online terdaftar dengan e-ISSN 2776-5695.<span class="Apple-converted-space"> </span></p>Program Studi Teknik Kimia, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timuren-USProsiding Seminar Nasional Soebardjo BrotohardjonoBIOETANOL DARI KERTAS BEKAS DENGAN ZYMOMONAS MOBILIS
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/2
<p class="p2"><span class="s1"><span class="Apple-converted-space"> </span></span><em>Saat ini, isu energi masih menjadi topik utama perbincangan global, karena sebagian besar sumber energi utama dunia masih menggunakan energi tak terbarukan yang berasal dari bahan bakar fosil. Untuk mengatasi hal tersebut, dibuatlah energi alternatif berupa energi hijau atau terbarukan yang biasanya disebut bioetanol sebagai pengganti bahan bakar minyak. Mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan kertas HVS hanya satu kali pakai lalu dibuang. Padahal, masih banyak keuntungan menggunakan kertas HVS pasca konsumsi. Pada penelitian ini, kertas HVS digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol yang terlebih dahulu dilakukan hidrolisis selulosa menjadi glukosa kemudian dilanjutkan ke proses fermentasi Zymomonas Mobilis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari kondisi terbaik penambahan inokulum dan lama waktu fermentasi pada pembuatan bioetanol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kertas HVS bekas memiliki kandungan selulosa sebesar 60,62% dan kadar glukosa hasil proses hidrolisis diperoleh sebesar 22,1% (w/w). Kandungan etanol hasil dari fermentasi dapat dipengaruhi oleh jumlah inokulum yang dimasukkan serta lama waktu fermentasi itu sendiri berlangsung. Penambahan inokulum sebesar 12% (v/v) dan waktu fermentasi selama 6 hari merupakan kondisi terbaik pada penelitian ini dengan kadar etanol sebesar 10%.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Alvi Nur DianaZelsa Khumairo NingrumLucky Indrati UtamiKindriari Nurma Wahyusi
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Analisis Energi Phase Change Material (PCM) Eutetic Berdasarkan Proses Charging Dan Discharging
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/3
<p class="p1">Energy storage materials are now considered as a promising technology to support Indonesia's growing energy needs. One way is to use Phase Change Material (PCM) based thermal energy storage. Phase Change Material is a type of heat energy storage that is able to maintain temperature within a certain time limit. In this study the PCM used was eutetic with a mixture of ingredients, namely water, salt, Acetic Acid and tapioca flour. Where the material was chosen because it is an organic material, easy to obtain, inexpensive and has characteristics that support it for use as a low temperature storage application. The purpose of this study is to determine the energy stored in certain PCM processes. The PCM manufacturing process involves mixing all the ingredients in a magnetic stirrer at 70°C for 5 minutes. then, the PCM application stage is to determine the temperature change during the Charging (Freezing) and Discharging (melting) processes. In this study the heat storage (Q) of PCM 1, PCM 2, and water PCM/ice cubes samples was 494.51 kJ/kg; 489.91 kJ/kg; and 463.13 kJ/kg. So that it can be written that the material composition of PCM 1 has a greater energy storage value compared to conventional PCM/ice cubes.<span class="Apple-converted-space"> </span></p>Mochammad Akbar Munin PutraInnaufa Qonita FirdausDessy AriyantiErwan Adi Saputro
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Karakteristik Kristal Barium Sulfat Dengan Penambahan Aditif Magnesium Klorida
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/8
<p class="p1"><em>Kristal barium sulfat merupakan kristal yang terbentuk dari ion Ba</em><span class="s1"><em>2+ </em></span><em>bertemu dengan ion SO</em><span class="s1"><em>42- </em></span><em>yang terdapat pada air sehingga membentuk kristal BaSO</em><span class="s1"><em>4 </em></span><em>yang sulit dihilangkan apabila menempel pada sistem perpipaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kristal BaSO</em><span class="s1"><em>4 </em></span><em>setelah dilakukan penambahan aditif MgCl</em><span class="s1"><em>2</em></span><em>. Penelitian dilakukan dengan mereaksikan larutan barium klorida dengan larutan natrium sulfat sehingga membentuk larutan BaSO</em><span class="s1"><em>4 </em></span><em>3500 ppm dimana pada saat mereaksikan kedua larutan tersebut ditambah dengan larutan magnesium klorida dengan konsentrasi tertentu. Penambahan aditif seperti MgCl</em><span class="s1"><em>2 </em></span><em>dapat menghambat pembentukan kristal BaSO</em><span class="s1"><em>4</em></span><em>, dimana ion Mg</em><span class="s1"><em>2+ </em></span><em>akan menyusup pada kisi kristal sehingga dapat merubah struktur kristal. Hasil analisa SEM dan XRD menunjukkan hasil bahwa kristal BaSO</em><span class="s1"><em>4 </em></span><em>memiliki struktur orthorombik yang berbentuk bintang dengan ujung sedikit runcing sehingga akan sulit menempel pada pipa untuk mehambat pembentukan kristal. Ukuran atom Mg yang kecil memudahkan ion Mg</em><span class="s1"><em>2+ </em></span><em>masuk ke dalam kisi kristal BaSO</em><span class="s1"><em>4 </em></span><em>sehingga dapat dijadikan sebagai zat aditif yang efisien dalam mengendalikan kristal BaSO</em><span class="s1"><em>4</em></span><em>.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Hasna FairizaAyu KhanifahNovel Karaman
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Ekstraksi Kitin Dari Cangkang Rajungan Dengan Variasi Suhu Dan Konsentrasi Koh Pada Tahap Deproteinasi
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/9
<p class="p1"><em>Kitin adalah biopolimer yang biasa ditemukan di cangkang rajungan. Kitin berasosiasi dengan mineral dan protein di dalam cangkang rajungan, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kitin dengan proses ekstraksi, serta untuk mencari suhu dan konsentrasi KOH optimal pada proses deproteinasi. Serbuk cangkang rajungan dilakukan proses deproteinasi dengan menambahkan larutan KOH dengan konsentrasi 2M; 2,5M; 3M; 3,5M; 4M yang dipanaskan pada suhu 60</em><span class="s1"><em>o</em></span><em>C; 65</em><span class="s1"><em>o</em></span><em>C; 70</em><span class="s1"><em>o</em></span><em>C; 75</em><span class="s1"><em>o</em></span><em>C; 80</em><span class="s1"><em>o</em></span><em>C selama 2 jam, residu dicuci dengan aquades, kemudian dilakukan proses demineralisasi dengan menambahkan HCl 1M suhu 75</em><span class="s1"><em>0</em></span><em>C selama 1 jam, residu dicuci dengan aquades dan dikeringkan pada 80° C selama 24 jam untuk mendapatkan kitin. Kitin di analisis dengan parameter kadar air, kadar abu dan kadar nitrogen. Kandungan kadar kitin tertinggi sebesar 22,72% dan terendah sebesar 5,21%. Kandungan kadar kitin optimum pada suhu 70</em><span class="s1"><em>0</em></span><em>C dan konsentrasi KOH 3,5 M dengan kadar kitin sebesar 14,22%, kadar air sebesar 4,73%, kadar nitrogen 2,72%, kadar abu 2,17%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan kesesuaian dengan teori. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain konsentrasi KOH dan suhu deproteinasi, yang mana semakin tinggi suhu dan konsentrasi KOH pada proses deproteinasi kadar kitin semakin tinggi, sehingga mutu kitin semakin baik karena kadar mineral dan protein yang terkandung dalam kitin semakin rendah.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Ulul Azmi DinaromayaIrma Khalimatus SNana Dyah Siswati
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Uji Efektivitas Proses Adsorpsi Dan Degumming Pada Minyak Jelantah Untuk Pembuatan Biodiesel
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/10
<p class="p1"><em>Minyak jelantah dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produksi biodiesel, namun memiliki kadar Free Fatty Acid (FFA) dan angka asam yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan tahap pretreatment seperti adsorpsi dan degumming untuk mengurangi kadar FFA dan angka asam tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas antara proses adsorpsi menggunakan arang aktif dan degumming dalam menurunkan kadar FFA dan angka asam pada minyak jelantah sebelum dijadikan biodiesel. Pada proses adsorpsi, minyak jelantah dicampur dengan arang aktif dan diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 90 menit pada suhu 90 oC, kemudian disaring dan dianalisis kadar FFA dan angka asamnya. Sedangkan pada proses degumming, minyak jelantah dipanaskan hingga suhu 70 oC, kemudian ditambahkan asam fosfat sebanyak 2% dari volume minyak jelantah, diaduk selama 25 menit menggunakan magnetic stirrer, dan selanjutnya diendapkan dan disaring untuk memisahkan minyak jelantah dari endapan. Setelah itu, kadar FFA dan angka asamnya dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar FFA dan angka asam pada minyak jelantah awal sebesar 1,792% dan 3,927, setelah proses adsorpsi menjadi 0,333% dan 0,729, sedangkan setelah proses degumming menjadi 0,869% dan 1,964. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses adsorpsi lebih efektif dibandingkan dengan proses degumming.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Masykuri LatiefIqbal MahendraArdika NurmawatiWiliandi SaputroErwan Adi Saputro
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Konsentrat Protein Dari Ekstrak Limbah Kepala Ikan Tongkol Dengan Pelarut Metanol-Aseton
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/11
<p class="p1"><em>Sekitar 50% limbah ikan tongkol berupa jeroan, kepala, tulang belakang dan kulit dibuang begitu saja. Pada kepala ikan tongkol memiliki kadar protein sebesar 60,56%, sehingga masih bisa dimanfaatkan. Salah satunya untuk pembuatan konsentrat protein pada pakan ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan pelarut campuran metanol-aseton, lama waktu pada proses ekstraksi limbah kepala ikan tongkol serta mengkaji nilai kadar protein pada konsentrat protein dari limbah kepala ikan tongkol dengan metode kjeldahl. Pembuatan konsentrat protein melalui metode ekstraksi maserasi pada suhu 50°C dengan variasi waktu selama 2, 3, 4, 5 dan 6 jam. Penambahan variasi perbandingan campuran pelarut metanol-aseton (1:9 ; 3:7 ; 5:5 ; 7:3 ; 9:1) karena mampu untuk melarutkan senyawa yang bersifat polar maupun non polar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kadar protein dan nilai rendemen akan semakin meningkat dengan lamanya waktu ekstraksi sedangkan kadar air semakin menurun. Hasil terbaik pada ekstraksi maserasi diperoleh pada perlakuan campuran metanol-aseton (9:1) dengan waktu ekstraksi selama 6 jam dengan nilai kadar protein 89,15%, kadar air 5,57% dan rendemen sebesar 23,86%.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Shofia Dwi Fitri RahmasariFeri ArdiansyahKindriari Nurma Wahyusi
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Pengaruh Konsentrasi Hidrogen Peroksida Dan Katalis Asam Pada Pembuatan Glukosa Dari Kardus
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/12
<p class="p1"><em>Kardus adalah salah satu limbah yang apabila dilakukan proses daur ulang, akan mengurangi kualitas dari kardus tersebut. Hal ini menyebabkan kardus menjadi salah satu limbah yang nilainya akan berkurang apabila telah didaur ulang. Melihat hal ini, dilakukanlah penelitian dengan judul “Pengaruh Konsentrasi Hidrogen Peroksida dan Katalis pada Pembuatan Glukosa dari Kardus dengan Metode Hidrolisa Asam” yang dimaksudkan untuk dihasilkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mencari konsentrasi pengaruh konsentrasi hidrogen peroksida dan asam sufat yang optimum pada pembuatan glukosa dari kardus. Cara pembuatan glukosa dengan bahan kardus, yaitu menimbang serbuk kardus 50 mesh sebanyak 10 gram, kemudian didelignifikasi dengan H</em><span class="s1"><em>2</em></span><em>O</em><span class="s1"><em>2 </em></span><em>dengan konsentrasi 0%; 1%; 2%; 3%; 4% sebanyak 100ml. Campuran kemudian dipanaskan pada suhu 35oC dengan kecepatan pengadukan 100 rpm selama 60 menit. Hasil pengadukan disaring, kemudian dihidrolisis dengan menambahkan asam sulfat 1%; 2%; 3%; 4%; 5%, sebanyak 100 ml kepada masing – masing spesimen selama 60 menit pada suhu 120°C. Sampel didinginkan, kemudian dinetralisasi dengan Na</em><span class="s1"><em>2</em></span><em>CO</em><span class="s1"><em>3 </em></span><em>10%, Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kadar glukosa pada variasi perbandingan hidrogen peroksida sebesar 4% dan asam sulfat sebesar 4%, didapatkan kadar glukosa sebesar 9,8%.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Putu Amrita AjnaMoh. Baits Salman MasynurSiswanto
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Pembuatan Papan Gypsum Dari Limbah Padat Bleaching Earth Dengan Perekat Semen Putih
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/13
<p class="p1"><em>Perkembangan zaman saat ini menimbulkan banyaknya persoalan, khususnya dari hasil sebuah produksi. Bukan hanya menghasilkan produk, namun hasil produksi juga dapat menghasilkan limbah yang dapat memberikan dampak buruk bagi kehidupan. Salah satu limbah yang dapat menimbulkan persoalan di antaranya adalah kalsium sulfat (CaSO</em><span class="s1"><em>4</em></span><em>) yang merupakan limbah dari produksi bleaching earth. Oleh karena itu, pengolahan limbah industri kalsium sulfat (CaSO</em><span class="s1"><em>4</em></span><em>) menjadi papan gypsum diambil sebagai penelitian ini untuk memberikan solusi terhadap pengolahan limbah bleaching earth dan mengetahui komposisi dan jumlah bahan isian terbaik dalam pembuatan board gypsum dari limbah bleaching earth. Penelitian ini menggunakan teknik pencetakan dengan variasi jumlah serat fiber dan komposisi limbah bleaching earth, yang hasilnya nanti akan dianalisa kesesuaiannya dengan SNI 01-4449-2006. Adapun hasil penelitian menunjukan bahwa komposisi terbaik yang memenuhi Standar Nasional Indonesia adalah papan yang menggunakan limbah bleaching earth sebanyak 50% dan 3 serat fiber.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Srie MuljaniAnfai Syifa MuttaqinGloria Pranoto
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Pengaruh Tegangan Dan Waktu Kontak Terhadap Pengolahan Limbah Cair Laundry Dengan Elektrokoagulasi
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/14
<p class="p1"><em>Meningkatnya volume air limbah laundry terjadi seiring dengan berkembangnya usaha laundry di tengah masyarakat. Air limbah laundry terdiri atas banyak polutan yang dapat menimbulkan masalah serius pada lingkungan. Pengolahan air limbah melalui metode elektrokoagulasi dapat menjadi solusi untuk meminimalisir kontaminan yang terdapat dalam limbah cair laundry. Pada proses elektrokoagulasi, polutan yang terdapat dalam limbah cair laundry membentuk endapan yang lebih mudah diserap oleh tanah dan tidak menimbulkan pencemaran bagi lingkungan. Penelitian dilakukan untuk mempelajari pengaruh waktu kontak beserta tegangan terhadap kandungan COD dan TSS pada limbah cair laundry. Penelitian ini menggunakan elektroda karbon-aluminium sebagai katoda-anoda. Proses elektrokoagulasi dilakukan dengan cara merangkai dan mengoperasikan alat elektrokoagulasi dengan variabel tegangan 9, 12, 15, 18, 21 Volt dan waktu kontak selama 120, 150, 180, 210, 240 menit. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh kadar COD terbaik air limbah laundry setelah melalui proses elektrokoagulasi terdapat pada tegangan 21 Volt serta waktu kontak selama 120 menit yaitu sebesar 199,3 mg/L dengan presentase removal COD 74,8%. Kadar TSS terbaik air limbah laundry setelah melalui proses elektrokoagulasi terdapat pada tegangan 18 Volt serta waktu kontak selama 180 menit yaitu sebesar 1 mg/L dengan presentase removal TSS sebesar 99,4%.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Alfina NoviyaniNabilah Pratama PutriDwi Hery AstutiIsni UtamiSani
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L.) Sebagai Sumber Alkali Organik Untuk Produk Sabun Mandi Cair
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/15
<p class="p1"><em>Kakao (Theobroma cacao L) merupakan komoditas perkebunan yang bernilai ekspor yang dipasarkan dalam bentuk biji. Limbah kebun kakao yang utama adalah kulit buah kakao dengan prosentase sebesar 75% dari berat buah. Limbah kulit buah kakao mengandung kalium yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan produk sabun mandi cair. Penelitian ini bertujuan memformulasikan ekstrak kalium dari kulit buah kakao pada formula sabun dan mengevaluasi stabilitas sediannya. Penelitian ini menggunakan 4 jenis formula dengan sabun tanpa alkali kakao sebagai kontrol (F1), menggunakan substitusi alkali kulit kakao sebesar 5% (F2), sebesar 10% (F3) dan sebesar 15% (F4). Parameter pengamatan adalah uji mutu sabun sesuai Standar Nasional Indonesia, uji karakteristik fisik sabun serta uji hedonik menggunakan panelis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sabun dengan substitusi alkali kulit buah kakao sebesar 5% (F2) memiliki mutu yang baik yakni pH sebesar 9.86 dengan tingkat kesetabilan busa sebesar 84.74% serta memiliki kenampakan fisik yang homogen, beraroma khas sabun dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Hendy FirmantoNiken PuspitasariAndi DharmawanRizky WiradinataAriza Budi TunjungsariNoor Ariefandie FebriantoAditya Dwiki Dharmawan
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Karakteristik Kualitas Asap Cair Dari Batang Ubi Kayu Sebagai Pestisida Anti Rayap
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/16
<p class="p1"><em>Ubi kayu merupakan salah satu jenis tumbuhan yang memiliki banyak manfaat. Namun,limbah yang ditimbulkan dari ubi kayu cukup banyak. Diketahui juga bahwa dari 100% tumbuhan ubi kayu siap panen, sebanyak 10% saja yang digunakan kembali sebagai bibit tanaman baru, sedangkan 90% sisanya menjadi limbah. Dalam penelitian ini, digunakan metode pirolisis untuk memproduksi asap cair dari batang ubi kayu sebagai pestisida anti rayap, mencari waktu dan suhu terbaik pada proses pirolisis batang ubi kayu. Sebanyak 300 gram batang ubi kayu yang telah dikecilkan ukurannya dimasukkan ke dalam tangki pirolisi. Proses pirolisis dilakukan dengan durasi waktu30-90 menit pada suhu 250-400 ºC. Asap yang dihasilkan kemudian terkondensasi menjadi asap cair. Kemudian asap cair yang dihasilkan dianalisis untuk mengetahui kadar asam asetat dan fenol. Hasil analisis tersebut menunjukkan kondisi terbaik dengan yield sebanyak 15,8808%, kadar fenol 1,2370 % dan kandungan asam asetat sebesar 12,5416 % pada suhu 400 ºC dan waktu 90 menit.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Mikhael AgustinusMuhammad Alviean BaihaqiNana Dyah Siswati
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Karakteristik Kualitas Biochar Dari Limbah Batang Ubi Kayu Dengan Proses Pirolisis
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/17
<p class="p1"><em>Ubi kayu biasanya diolah menjadi tepung atau bahan pangan setelah dipanen, namun bagian batang dari ubi kayu ini hanya termanfaatkan sebanyak 10% dari tinggi total batang yang dapat ditanam kembali, sisanya menjadi limbah. Limbah batang ubi kayu berpotensi untuk dapat dimanfaatkan sebagai biochar karena memiliki kadar C yang tinggi sehingga dapat menyediakan lingkungan yang baik bagi mikroba tanah dan banyak manfaat lainnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membuat biochar dari bahan limbah batang ubi kayu dan dibandingkan dengan SNI </em>biochar <em>yang juga sesuai sebagai syarat pembenah tanah. Kualitas biochar ini dapat diketahui berdasarkan karakteristiknya, yakni kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, dan </em>kadar <em>karbon. Pada penelitian ini digunakan proses pirolisis dengan hasil yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan dari variasi kondisi operasi terhadap karakteristik kualitas biochar. Variabel </em>peubah yang di<em>jalankan dalam penelitian ini adalah waktu dan suhu pirolisis sebesar 30;45;60;75;90 menit serta 250;300;400;450˚C dan diperoleh kondisi yang relatif baik pada suhu 400˚C selama 75 menit dengan nilai kadar karbon sejumlah </em>72,4300%; <em>kadar abu 8,8559%; kadar air 1,6459%; dan kadar volatile matter 17,0682%<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Sri RedjekiAchyar AbdullahSanta Kristi Dwitama
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Pemanfaatan Limbah Kulit Kakao, Pati Biji Durian Dan Kulit Jeruk Sebagai Bahan Pembuatan Biofoam Ramah Lingkungan
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/18
<p class="p1"><em>Penggunaan styrofoam untuk kemasan makanan dan minuman semakin meningkat, berdampak pada semakin menumpuknya limbah yang masuk kedalam sampah plastik. Limbah tersebut sukar terdegradasi serta mengandung zat berbahaya (benzene dan styrene); sehingga mengakibatkan pencemaran lingkungan. Dalam rangka untuk mengurangi pemakaian styrofoam perlu dicari alternatif pengganti Styrofoam yang ramah lingkungan; salah satu diantaranya adalah pembuatan biofoam. dengan memanfaatkan limbah kulit kakao, pati biji durian dan kulit jeruk secara thermopressing. Peubah yang dijalankan adalah komposisi serat kulit kakao dan serbuk kulit jeruk. Konsentrasi serat kulit kakao yang digunakan berturut-turut 5%,10%,15%,20% dan 25% </em>s<em>erta serbuk kulit jeruk berturut-turut adalah 0%, 5%, 10%, 15%, 20%. Kedua bahan dicampurkan dengan pati biji durian sesuai dengan variabel dan bahan tambahan lainnya untuk membentuk adonan biofoam sebelum dilakukan pencetakan dengan alat thermopressing. Hasil uji daya serap biofoam didapatkan hasil yang relatif baik untuk konsentrasi 15 % serat kulit kakao adalah 25,3 %. Uji degradasi untuk konsentrasi kulit jeruk 10%, 15% dan 20 % memberikan hasil terdegradasi sempurna (100% dalam waktu maksimal 9 bulan). Nilai kuat tarik biofoam dari semua konsentrasi pada penelitian ini masih belum sesuai dengan Standar Nasional Indonesia /SNI (29,16 MPa). Karakteristik biofoam yang didapatkan berwarna kecoklatan, tekstur kuat dan tidak rata, serta terdapat beberapa lubang<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Mu’tasim BillahAkbil FikranAzmil PratamaTiti SusilowatiSuprihatin
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Aplikasi Bakteri Clostrium Acetobutylicum Terhadap Perolehan Fermentasi Kulit Nanas
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/19
<p class="p1"><em>Mayoritas masyarakat Indonesia hanya mengkonsumsi daging buah nanas, bagian lainnya seperti kulit nanas tidak dimanfaatkan. Terdapat banyak manfaat </em>yang d<em>idapatkan dari pemanfaatan kulit nanas. Kulit nanas terkandung </em>53,1% air, <em>17,53% karbohidrat, </em>14,42% serat kasar, <em>13,65% gula reduksi, serta 1,3% protein, diketahui kadar glukosa pada kulit nanas yaitu 5,4%. Hasil analisa kandungan selulosa pada kulit buah nanas yaitu diperoleh sebesar 21,19%. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh kadar hasil fermentasi dengan bahan berupa limbah kulit nanas dengan metode fermentasi bakteri Clostridium Acebutylicum. Serta mengetahui pengaruh penambahan nutrisi dan waktu fermentasi terhadap kadar fermentasi yang dihasilkan. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil fermentasi berupa biobutanol, bioetano, biometanol, serta asetonl. Hasil fermentasi terbanyak pada setiap sampel yaitu bioetanol dengan kadar tertinggi yaitu 26,955% dengan waktu fermentasi selama 5 hari dan penambahan nutrisi sebesar 15%. Diketahui hasil aseton dan biometanol masing-masing yaitu sebesar 21,511% dan 21,786%<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Lutfiana UtamiAyu Suci LestariSintha Soraya Santi
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Pembuatan Tablet Arang Aktif Dari Biji Salak Dengan Proses Karbonisasi
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/20
<p class="p1"><em>Biji salak merupakan bagian dari buah salak yang selama ini kurang dimanfaatkan sehingga berakhir menjadi limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kondisi terbaik penyerapan karbon aktif biji salak dengan proses karbonisasi berdasarkan variasi konsentrasi aktivasi dan waktu perendaman untuk dijadikan sebagai obat tablet penyerap racun penyebab diare. Metode pembuatan karbon aktif yaitu aktivasi fisika dan kimia sedangkan pembuatan tablet yaitu granulasi basah. Penggunaan variabel yaitu serbuk 5 gr biji salak 100 mesh yang dikarbonisasi 350 </em><span class="s1"><em>o</em></span><em>C selama 1 jam 30 menit, perendaman dengan aktivator H</em><span class="s1"><em>3</em></span><em>PO</em><span class="s1"><em>4</em></span><em>, dan suhu pengeringan 120 </em><span class="s1"><em>o</em></span><em>C. Variasi konsentrasi H</em><span class="s1"><em>3</em></span><em>PO</em><span class="s1"><em>4 </em></span><em>dalam %v antara lain 0.5; 1; 1.5; 2.0; 2.5 dan lama perendaman dalam jam 1; 1.5; 2; 2.5; 3. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi terbaik daya serap arang aktif yaitu 753.315 mg/g dalam waktu 2 jam, 2,5% H</em><span class="s1"><em>3</em></span><em>PO</em><span class="s1"><em>4. </em></span><em>Pada analisis tablet diperoleh bobot tablet 112 mg, tebal tablet 3,867 mm, kekerasan tablet 3,654 kg dan waktu hancur 14 menit.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Fitri PrihardaniNungki Mela SariNurul Widji Triana
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Selektivitas Ion Dan Pengaruh Tinggi Resin Pada Penurunan Kandungan Logam Pb Dan Cu Pada Limbah Batik Dengan Ion Exchange
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/21
<p class="p1"><em>Industri batik merupakan salah satu industri yang paling banyak mengkonsumsi air pada semua tahapan produksinya, sehingga jumlah air limbahnya juga besar. Limbah yang dihasilkan mengandung logam berat dan beracun yang disebabkan pewarna sintetis seperti ergansoga, naftol dan indigosol yang digunakan dalam proses pewarnaan. Pewarna ini merupakan senyawa yang sukar diurai dan kompleks yang mengandung logam berat. Hasil analisa kadar logam awal limbah industri batik melebihi kadar baku mutu, sehingga harus diturunkan, salah satunya dengan proses pertukaran ion. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tinggi resin pada kolom dan selektivitas ion terhadap penurunan kadar logam timbal dan tembaga pada limbah industri batik hingga memenuhi baku mutu. Diperoleh bahwa terjadi penurunan kadar logam pada sampel setelah dilakukan proses ion exchange. Penurunan ini menunjukkan terjadinya pertukaran ion. Semakin tinggi media penukar ion yang terdapat dalam kolom penukar ion, semakin tinggi konsentrasi ion yang ditukar. Berdasarkan hasil yang diperoleh, resin Amberlite IR120Na dapat digunakan untuk mengurangi kadar logam berat Pb dan Cu dengan persentase penurunan kadar rata-rata 87,132% logam Pb dan 76,692% logam Cu. Ion logam Pb terlebih dahulu ditukarkan daripada logam Cu pada kolom penukar ion.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Caecilia PujiastutiLegipson PanjaitanMegawati Setiawan PutriSyuaibatul Islamiyah
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Secara Aerob Menggunakan Lumpur Aktif
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/22
<p class="p1"><em>Penggunaan mikroorganisme untuk pengolahan air limbah merupakan proses pengolahan yang dilakukan secara biologis. Lumpur aktif digunakan sebagai mikroorganisme untuk menguraikan kandungan bahan-bahan organik dalam limbah cair tahu menjadi bahan yang aman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi mikroorganisme dan waktu aerasi terhadap penurunan COD (chemical oxygen demand) dan TSS (total suspended solid) pada limbah cair tahu. Penurunan nilai COD dan TSS yang signifikan menandakan bahwa pengolahan limbah cair secara aerob sangat efektif untuk diimplementasikan. Pengaruh semakin lamanya waktu aerasi mengakibatkan penurunan COD dan TSS yang signifikan. Penurunan nilai COD dan TSS yang signifikan pada limbah cair industri tahu didapatkan pada waktu aerasi selama 10 jam dengan penambahan mikroorganisme sebanyak 1840 mg/L didapatkan nilai COD sebesar 211,2 mg/L, nilai TSS sebesar 19 mg/L dengan nilai pH 7. Berdasarkan hasil tersebut, maka kualitas limbah hasil pengolahan sudah memenuhi standart baku mutu yang telah ditetapkan.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Farda Anis KhuriyahAlifia Salma NabilaMu’tasim BillahAtika Nandini
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Pemanfaatan Cangkang Telur Dan Ekstrak Daun Ketapang Dalam Pembuatan Pasta Gigi Antibakteri
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/23
<p class="p1"><em>Cangkang telur dan daun ketapang merupakan limbah yang dapat dimanfaatkan secara optimal. Setiap cangkang telur mengandung 89,7%-97% kalsium karbonat</em><span class="s1">. </span><em>Daun ketapang mengandung senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri seperti flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, fenol dan steroid. Hal ini menjadikan peluang bagi peneliti untuk memanfaatkan kandungan CaCO</em><span class="s2"><em>3 </em></span><em>dan senyawa antibakteri yang ada pada daun ketapang sebagai bahan pembuatan pasta gigi. Daun ketapang tersebut nantinya akan diambil ekstraknya dan dicampur dengan cangkang telur untuk membuat pasta gigi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji kelayakan campuran cangkang telur dan ekstrak daun ketapang sebagai bahan pembuatan pasta gigi berdasarkan persyaratan pasta gigi yang baik menurut SNI. Kondisi yang dijalankan yaitu konsentrasi serbuk cangkang telur 25%; 30%; 35%; 40%; 45% (v/v) dengan diikuti konsentrasi ekstrak daun ketapang 1%; 2%; 3%; 4%; 5% (v/v). Hasil terbaik pada penelitian diperoleh pada konsentrasi cangkang telur 45% dan ekstrak daun ketapang 5% dengan hasil berwarna coklat, beraroma mint, berasa sedikit manis, semisolid, viskositas 3125,69 cps, daya sebar 5,2 cm, tinggi busa 13 mm, dan daya hambat terhadap bakteri Streptococcus Mutans 13 mm.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Yolanda Silvania GunawanRizaldi Khrismansyah ArifTiti Susilowati
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Pengaruh Karakteristik Bioplastik Pati Kentang Hitam Dan Selulosa Mikrokristalin Terhadap Sifat Mekanik Dan Hidrofobisitas
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/32
<p class="p1"><em>Bioplastik adalah plastik yang dapat digunakan seperti plastik konvensional namun bioplastik mudah terurai secara alami oleh mikroorganisme. Bioplastik dapat dikembangkan dengan memanfaatkan sumber daya alam, salah satunya dengan mengembangkan pati, karena pati mudah terurai secara alami dan ketersediaannya yang melimpah. Secara umum, Umbi mentah kentang hitam per 100 g mengandung karbohidrat yang tinggi yaitu sekitar 83% dengan kadar amilosa 32,31% dan amilopektin 52,56%. Kandungan pati yang terdapat pada kentang hitam dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat seperti bioplastik untuk menggantikan plastik konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik bioplastik dari pati kentang hitam dan selulosa mikrokristalin.<span class="Apple-converted-space"> </span></em><em>Metode penelitian yang digunakan yaitu gelatinisasi pati kentang hitam dengan penambahan selulosa mikrokristalin dan gliserol dengan variabel tertentu. Bioplastik yang dihasilkan akan diuji kuat tarik, elongasi, dan daya serap airnya. Hasil uji laboratorium yang diperoleh menunjukkan bioplastik terbaik untuk plastik pembungkus adalah bioplastik dengan komposisi pati 1 gram, selulosa 1 gram, dan gliserol 0,5 ml yang hasilnya juga sesuai dengan Japanese Industrial Standard (JIS<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Caecilia PujiastutiDimas Alfa Alif DewandanaFawwaz Rafi Dzakwan
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Pembuatan Biodegradable Foam Dari Selulosa Jerami Dan Tepung Singkong Dengan Proses Thermopressing
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/26
<p class="p1"><em>Penggunaan styrofoam sebagai tempat menyajikan makanan sangat berbahaya karena styrofoam mengandung bahan seperti styrene, benzene, dan CFC (Chloro Fluorocarbon). Selain itu Styrofoam juga sulit terurai secara alami sehingga tidak ramah lingkungan. Penggantian styrofoam dengan biodegradable foam merupakan salah satu cara untuk mengurangi pengunaan styrofoam. Biodegradable foam terbuat dari bahan alami yaitu selulosa dan pati-patian. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh suhu pencetakan dan penambahan polivinil alcohol (PVA) terhadap biodegradable foam yang dihasilkan dan mendapatkan kondisi suhu pencetakan dan penambahan PVA yang tepat. Metode yang digunakan dalam proses pencetakan biodegradable foam adalah metode thermopressing dengan variable yang dijalankan adalah variasi suhu pencetakan (140, 150, 160, 170 dan 180 </em><span class="s1"><em>o</em></span><em>C) dan variasi penambahan </em><em>PVA (5; 7,5; 10; 12,5; dan 15%) w/w tepung singkong. Proses pembuatan diawali dengan delignifikasi jerami kemudian selulosa jerami ditambahkan tepung singkong, PVA, magnesium stearate, polietilen glikol, dan aquadest. Campuran bahan diaduk menggunakan mixer hingga tercampur menjadi adonan kemudian adonan dimasukkan ke alat thermopressing. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil biodegradable foam terbaik yaitu pada suhu pencetakan 180</em><span class="s1"><em>o </em></span><em>C dan penambahan PVA 15% diperoleh biodegradable foam dengan daya serap air 18,45%, biodegradasi 33,6547% selama 12 hari, dan kuat tarik 4,257 N/mm</em><span class="s1"><em>2</em></span><em>.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Aldy Cahya PutraVicky Bagus Putra ArifinDwi Hery AstutiSani
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Inovasi Edible Film Berbahan Baku Albedo Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Dengan Plasticizer Gliserol
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/27
<p class="p1"><em>Keberadaan limbah menjadi suatu masalah penting yang terjadi dalam kehidupan.. Jenis limbah yang saat ini banyak ditemui di seluruh penjuru Indonesia adalah limbah albedo nangka. Albedo nangka mengandung 38,69% selulosa dan 15,87% karbohidrat, sehingga menjadi peluang besar untuk digunakan sebagai bahan pembuatan pada plastik biodegradable yaitu edible film. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat serta pengaruh penambahan volume gliserol terhadap edible film berbahan baku albedo nangka. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor yaitu massa pati albedo nangka dan volume gliserol. Variabel pengamatan meliputi ketebalan, kuat tarik, elongasi, ketahanan air, morfologi, gugus fungsi, dan biodegradabilitas. Hasil terbaik diperoleh pada penambahan massa pati 4 gram dan volume gliserol 3 ml dengan ketebalan 0,15 mm, kuat tarik 0,2292 Mpa, elongasi 40,74%, dan daya serap air 21,6362%. Edible film dapat terdegradasi sempurna menggunakan bakteri EM</em><span class="s1"><em>4 </em></span><em>pada hari ke-<span class="Apple-converted-space"> </span></em><em>15. Gugus fungsi edible film yang dihasilkan terdapat ikatan hidrogen antara pati-gliserol-kitosan dengan bentuk permukaan edible film terdapat lekukan dan gelembung. Penambahan massa pati dan gliserol menyebabkan ketebalan meningkat sedangkan ketahanan air menurun, namun disatu sisi penambahan massa pati menyebabkan kuat tarik meningkat dan elongasi menurun, sedangkan penambahan volume gliserol menyebabkan kuat tarik menurun dan elongasi meningkat.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Retno DewatiSheila QothrunnadaMukhamad Nurul Huda
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Pengaruh Jenis Katalis Asam Dalam Hidrolisis Pada Ampas Batang Tanaman Sorgum Manis
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/28
<p class="p1"><em>Saat ini, Indonesia membutuhkan energi terbarukan salah satunya dari bahan nabati. Tanaman sorgum mampu menjadi bahan alternatif energi terbarukan. Pada penelitian ini, ampas batang sorgumlah yang dipakai, karena saat ini penggunaannya hanya sebatas pakan ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan macam jenis dan konsentrasi katalis yang digunakan terhadap hasil penelitian. Metode hidrolisis adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini dan variable yang dijalankan adalah jenis katalis (asam asetat, asam format, asam laktat) dengan konsentrasi (1N; 1,5N; 2N; 2,5N; 3N). Prosedur penelitian yang dilakukan yaitu ampas batang sorgum dikeringkan di oven dengan suhu 100 </em><span class="s1"><em>o</em></span><em>C selama 100 menit, kemudian digiling dan diayak sampai 100 mesh. Ampas sorgum direaksikan dengan aquadest 100 ml dan juga katalis asam di dalam labu leher tiga, lalu di hidrolisis dengan suhu 100 </em><span class="s1"><em>o</em></span><em>C selama 150 menit. Hasil hidrolisis difiltrasi agar filtrat dan residu dapat terpisah. Filtrat dianalisa kadar glukosanya menggunakan refraktometer. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh jenis dan konsentrasi katalis terbaik yaitu pada katalis asam laktat dengan konsentrasi 3N merupakan yang terbaik, karena kadar glukosa yang didapat lebih tinggi dibandingkan dengan asam asetat dan asam format yaitu sebesar 13 %.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Mhd Iqbal KhadafiSyamsa Bakti FordiniSiswanto
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Sintesis Silika Xerogel Dari Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum) Dengan Metode Sol-Gel
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/29
<p class="p1"><em>Rumput gajah adalah tanaman tahunan yang tegak menyerupai tebu, berdaun lebar, tipis, mempunyai tulang daun serta mudah berkembang biak. Menurut penelitian yang dilakukan Abu rumput gajah memiliki kandungan silika 67,3% dari berat abu rumput gajah. Berdasarkan hal tersebut rumput gajah dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif pembuatan silika gel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat serta mengetahui pengaruh pH dan waktu aging dalam pembuatan silika xerogel dari rumput gajah Pada penelitian ini digunakan metode sol-gel diamana kandungan silica dalam rumput gajah diekstraksi dengan muenggunakan pelarut NaOH kemudian ditambahkan HCl untuk didapatkan silica gel lalu dikeringkan hingga menjadi silica xerogel. Silika xerogel yang didapatkan kemudian di uji menggunakan SEM dan XRD. Hasil uji silica xerogel yang didapatkan yaitu silica xerogel dengan kadar 57,1% dan ukuran partikel 2,791μM pada perlakuan pH 8 dan waktu aging 21 jam. Hal ini menunjukkan bahwa silica xerogel dengan kondisi terbaik didapatkan dari pH 8 dalam waktu aging 21 jam<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Dewi Novita RachmayaniFauzah Fitriah SalsabilaNurul Widji Triana
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Implementation Of Hazard Analytical Critical Control Point In Janji Cinta (Modern Drinks)
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/30
<p class="p1"><em>A system that regulates food safety from the farm to the table is known as HACCP (Hazard Analytical Critical Control Point/Hazard Analysis and Critical Control Points).This system emphasizes how crucial it is to choose the appropriate technology and how to validate it.In compliance with trade firms in the target nation, Good Manufacturing Practices (GMP) are implemented in the form of SSOP, which is a required step for food companies to enter the export market. According to research on HACCP and critical control, Janji Cinta is a contemporary beverage that is appropriate for customers of all ages, including kids, teenagers, and the elderly. The Janji Cinta met the food requirements and is still within the permissible limit.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>AR Yelvia SunartiErwan Adi SaputroStefanus Dady WaluyoReffi Allifyanto Rizki Dharmawan
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191Analysis Of Hazard Analytical Critical Control Point At The Shrimp Crackers Industry UD Dua Putra
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/31
<p class="p1"><em>Sidoarjo is city coast in East Java where one of the product superior his is shrimp . one utili-zation abundance production prawns in sidoarjo is with made into prawn crackers . For guard quality and safety product need there is an analysis about security food and danger during the. Collected data are primary data and secondary data . Primary data in the form of on -site observation and observation research . This primary data in the form of SOP analysis and also hazard analysis in the form of CCP. For secondary data obtained from studies literature Type danger in production process there are 3 namely biology , physics , and biology . In Produc-tion process shrimp crisp shrimp this There are 3 processes included in CCP , namely the dry-ing process , the formation of kneading , and cutting processes . Things that can upgraded is cleanliness employee as well as care equipment. The purpose of this research is to develop small business products so that they can compete in the industrial world which increasingly demands product hygiene and safety<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Erwan Adi SaputroAR Yelvia SunartiWahyu FirdansyahIzaaz Daffa Ulhaq
Copyright (c) 2023 SNSB
2023-11-062023-11-06191PENINGKATAN MUTU GARAM RAKYAT MENJADI GARAM INDUSTRI MELALUI PROSES REKRISTALISASI DAN PENGENDAPAN IMPURITIS
https://snsb.upnjatim.ac.id/index.php/snsb/article/view/34
<p><em>Indonesia memiliki potensi kelautan yang besar dengan 70 persen wilayah laut memiliki 17.508 pulau dan garis pantai 81.000 km yang merupakan potensi besar untuk mengembangkan budidaya berbasis kelautan, salah satunya dalam proses pembuatan garam Industri yang sampai saat ini Indonesia masih mengalami kekurangan sehingga perlu import dari negara lain. Seharusnya Indonesia mampu memenuhi kebutuhan garam Industri di Indonesia dengan memanfaatkan air laut sebagai bahan baku utama. Garam rakyat yaitu garam yang diproduksi oleh Petani garam memiliki kandungan NaCl 80-85% dan sisanya mengandung impuritis dan kotoran. Tingginya kotoran berupa kotoran lumpur yang terperangkap dalam kristal garam berasal dari proses kristalisasi garam secara alami menggunakan sinar matahari dan beralaskan meja berupa tanah. Kandungan Impuritis pada garam rakyat sebagian besar merupakan kalsium (Ca). Upaya yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kotoran dengan cara rekristalisasi dan upaya menghilangkan impuritis dengan penambahan reagen Na2CO3 yang berfungsi untuk mengendapkan Ca<sup>2+</sup> pada senyawa CaSO4 dalam bentuk CaCO3. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan konsentrasi garam rakyat menjadi sesuai standar garam Industri >97%. Variabel penelitian yang dilakukan : Waktu Pengadukan: (10 - 50 menit). dan penambahan Excess Na2CO3: (10 - 30%). Hasil yang diperoleh, konsentrasi Ca yaitu 0,0482%, NaCl 97,4596%, pada penambahan excess Na2CO3 30% dan waktu pengadukan 50 menit.</em></p>Sri RedjekiIrianiTalitha SahdasafaNur Rokhma Salim
Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional Soebardjo Brotohardjono
2023-11-062023-11-06191